Connect with us

Kolom

Siswa yang Pintar adalah Siswa Kesayangan Guru

Published

on

Spread the love

Oleh: Mirnawati

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi seorang anak karena merupakan jembatan dalam meraih segala impian dan cita-citanya.

Seorang guru atau tenaga pendidik seharusnya memberikan pendidikan yang optimal bagi anak didiknya baik itu di bangku SD, SMP, SMA hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Keluarga juga sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

Ketika anak sudah mulai mengenyam pendidikan, tentu tidak luput dari adanya peran keluarga dan guru di dalam pencapaian hasil belajar siswa.

Akan tetapi, banyaknya masalah atau kasus dalam dunia pendidikan sekarang ini membuat pemerintah seharusnya lebih memperhatikannya karena generasi muda saat ini bergantung pada seperti apa pendidikan yang ia lalui.

Salah satu masalah yang sering menjadi sorotan di bangku sekolah adalah ketidakadilan seorang guru atau tenaga pendidik dalam memperlakukan siswanya.

Siswa yang pintar akan menjadi murid kesayangan guru, padahal sebagai seorang guru seharusnya hal tersebut tidak terjadi karena baik siswa yang pintar maupun siswa yang tidak pintar memiliki kesempatan yang sama dalam menerima pendidikan.

Namun di Indonesia sendiri, hal tersebut sudah menjadi hal yang lumrah. Siswa yang pintar umumnya akan dekat dengan guru sehingga banyak anak berpandangan bahwa syarat utama agar disayang oleh guru adalah harus menjadi siswa yang pintar.

Padahal, seharusnya semua siswa mendapatkan perhatian yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Sikap tidak adil guru yang cenderung pilih kasih terhadap siswa yang pintar akan berdampak bagi siswa yang lain. Ketika siswa sudah merasa tidak mendapatkan perhatian dari gurunya, mereka akan berpikir bahwa mereka tidak akan bisa menjadi seperti siswa kesayangan dan akhirnya kehilangan kepercayaan dirinya yang kemudian akan berdampak kepada proses perkembangan siswa itu sendiri.

Sebagai seorang guru perlu memahami semua karakteristik siswa yang berbeda-beda. Tidak semua siswa pintar dalam berbagai mata pelajaran, ada juga siswa yang hanya pintar dalam satu atau dua mata pelajaran saja. Hal inilah yang seharusnya menjadi tanggung jawab dari seorang guru untuk memberikan perhatian penuh kepada semua siswanya, bukan hanya terhadap siswa yang menonjol saja.

Siswa yang lemah atau tidak pintar seharusnya yang mendapatkan perhatian lebih karena siswa tersebut perlu motivasi atau dorongan yang lebih lagi dari seorang guru atau tenaga pendidik.

Sebagai seorang guru perlu bersikap adil kepada seluruh siswanya karena guru yang baik adalah guru yang dapat membuat siswanya merasa aman dan nyaman berada didekatnya. Semua siswa mempunyai hak yang sama di sekolah bagaimanapun latar belakang keluarga dan prestasinya.

Oleh sebab itu, guru jangan sampai melakukan perbuatan yang dapat dinilai pilih kasih terhadap siswa yang pintar saja. Meskipun terkadang guru tidak menyadari bahwa sikapnya telah membuatnya terlihat membeda-bedakan siswanya.

Itu dikarenakan adanya kebiasaan gaya mengajar di dalam kelas atau di luar kelas yang membuatnya terlihat pilih kasih.

Kebiasaan yang dimaksud adalah

1) guru biasanya hanya memeriksa meja-meja siswa yang pintar saja,

2) saat pembelajaran di kelas, guru biasanya hanya menyebut nama-nama siswa yang menonjol saja, sehingga membuat siswa yang lain merasa iri, dan

3) saat menjelaskan pelajaran, guru biasanya membuat contoh dengan menyebutkan nama-nama siswa yang dekat dengan dirinya saja sehingga siswa yang jarang disebut akan merasa diabaikan.

Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu

1) seorang guru perlu bersikap empati kepada semua siswanya agar tidak dinilai pilih kasih. Sikap empati akan membuat guru mengetahui karakter siswa, kebutuhan yang diperlukan siswa, dan juga kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

2) melakukan observasi serta mengajak siswa untuk mengobrol santai.

3) gaya komunikasi yang baik, karena siswa menilai bahwa guru yang baik adalah guru yang layak untuk dihormati. Kemudian yang paling penting adalah

4) bersikap adil kepada semua siswa, karena semua siswa memiliki hak dan kewajiban yang sama. Bersikap adil maksudnya adalah menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya.

Tidak berlebihan dalam memperlakukan siswa adalah kunci agar semua siswa merasa disayangi.

Penulis: Mirnawati, Mahasiswa, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar

Editor media warnasulsel.com - Portal media kiwari yang menyajikan berita lebih hangat berfokus berita pendidikan, sastra, buku dan literasi di sulawesi selatan

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *