Connect with us

Kolom

Realitas Beauty Privilege di Masyarakat

Published

on

Realitas Beauty Privilege di Masyarakat
Spread the love

Oleh: Intania Annisa Gita*

Dewasa ini, istilah beauty privilege  atau hak istimewa bagi orang yang dinilai menarik oleh masyarakat lebih sering digunakan sebagai bentuk sindiran  untuk orang yang sesuai dengan kriteria penerima privilege tersebut.

Namun, bagaimanakah realitas beauty privilege di kehidupan nyata? 

Selasa (2/11/21) lalu salah seorang mahasiswi di Makassar membagikan pendapatnya mengenai beauty privilege, Aisyah mengatakan bahwa semua manusia berhak mendapatkan hak dan perlakuan yang sama, baik yang mempunyai paras menarik maupun yang dianggap tidak menarik.

“Kenapa harus dibeda-bedakan, padahal jika seseorang mempunyai hak untuk mendapat kemudahan dalam segala urusan , orang tersebut harus memiliki potensi untuk mendapatkan haknya itu, bukan karena berparas menarik saja. Menurut saya harusnya beauty privilege ditiadakan, karena semua orang berhak mendapatkan haknya masing-masing”, ucapannya saat ditanya mengenai beauty privilege.

Menurut Aisyah, fenomena beauty privilege ini juga merugikan perempuan, karena eksistensinya yang hanya memberi ruang untuk perempuan yang dianggap cantik oleh masyarakat, sedangkan mereka yang kurang sesuai dengan standar kecantikan, membuat ruang gerak mereka semakin sempit.

“Beauty privilege juga merugikan perempuan, karena jika hanya perempuan yang berparas cantik saja yang didahulukan, maka untuk perempuan yang dianggap kurang menarik akan sulit untuk mendapat hak yang seharusnya ia peroleh,” tuturnya mengakhiri.

Mahasiswi lainnya berpendapat sama, bahwa keberadaan beauty privilege menjadi salah satu masalah karena penilaian manusia hanya dilihat berdasarkan fisik semata. Adibah mengakatakan jika masyarakat pada umumnya hanya melihat dari cover suatu individu saja, dan dengan privilege yang dimiliki membuat individu tersebut memperoleh perlakuan yang berbeda dari orang-orang sekitar.

“Kalau di era sekarang, yang saya lihat dan saya temui itu banyak orang orang kenyataannya hanya melihat fisik saja atau bisa dikatakan cantik adalah segalanya dan itu memang benar terjadi. Fakta beauty privilage yang saya temui bahwa orang-orang yang memiliki kecantikan atau ketampanan pasti mendapat perlakuan yang berbeda,” jawabnya.

Selain perlakuan istimewa, Adibah menuturkan bahwa orang yang memiliki beauty privilege juga mendapat kerugian yang sama nilainya jika dibandingkan dengan keistimewaan yang diperoleh.

“Berada di posisi beauty privilege itu 50% menguntungkan dan 50% merugikan. Menguntungkan karena mendapat pelayanan berbeda atau hak istimewa. Merugikan karena kadang di-bully dalam artian mendapat hujatan, aktivitas yang dilakukan jadi fitnah, dan  cowok yang mendekat bisa saja karena hanya melihat penampilan bukan benar benar mencintai secara tulus,” tuturnya mengakhiri.

Dari kedua jawaban tersebut memberi kejelasan akan fenomena beauty privilege yang terjadi di kehidupan sehari-hari serta dampaknya relatif yang terbilang meresahkan dalam hidup bermasyarakat.

Berdasarkan jurnal penelitian Attractiveness privilege : the unearned advantages of physical attractiveness, menjelaskan mengapa manusia lebih memberi perhatiannya kepada orang-orang yang memiliki daya tarik, disebabkan hubungan kesehatan dan kesuburan reproduksi, di mana dua hal tersebut berhubungan dengan kelanjutan hidup manusia. 

*Intania Annisa Gita, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Makassar

Editor media warnasulsel.com - Portal media kiwari yang menyajikan berita lebih hangat berfokus berita pendidikan, sastra, buku dan literasi di sulawesi selatan

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *