Connect with us

Peristiwa

SD Inpres Banta-Bantaeng 1 Bikin Kelas Menulis Kreatif Angkatan II

Published

on

Spread the love

Warnasulsel.com – Tradisi menulis mesti ditumbuhkan sejak kanak-kanak. Anak-anak bisa diperbiasakan menulis tentang pengalaman mereka sehari-hari.

Mereka juga bisa diajak menulis tentang apa yang dirasakan atau yang ingin mereka kemukakan.

“Kegiatan menulis dengan anak-anak ini menggunakan metode sederhana dan konkret,” ujar Rusdin Tompo, seorang penggiat Sekolah Ramah Anak, yang juga mengadakan kelas menulis kreatif bagi murid-murid SD.

Sejak mendirikan LISAN di tahun 2000, dia sudah menggunakan aktivitas menulis dan kesenian untuk membangun kesadaran kritis anak-anak.

Dia, misalnya, pernah membuat program pendampingan bagi anak-anak di beberaoa desa di Takalar, dan bagi pekerja anak di sekitar Pasar Pannampu, Kota Makassar.

Beberapa tahun terakhir, dia membantu sejumlah SD mengembangkan program inovasi, salah satunya di SD Inpres Banta-Bantaeng 1.

Kepala UPT SPF Hj Baena, S.Pd, M.Pd menyambut positif kelas menulis kreatif bagi murid-muridnya. Baena bahkan berharap kelas menulis kreatif itu juga dilakukan bagi ibu-ibu atau orangtua murid.

Di sekolah yang berada di Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar ini, ada komunitas Amal Ceria, yang merupakan program inovasi sekolah tersebut.

Kelas menulis kreatif ini merupakan angkatan II, diikuti lebih 30 anak. Kelas menulis ini diadakan sejak 12 Juni 2023.

Kegiatan menulisnya diadakan di perpustakaan tapi kadang juga menggunakan ruang kelas. Saat menulis pun, anak-anak dipersilakan mencari posisi yang nyaman bagi dirinya. Sebagai fasilitator, dia memotivasi anak berani menulis.

“Ide menulis itu ada di diri kita dan di sekitar kita,” terang Rusdin Tompo.

Dia lantas mencontohkan, ide tulisan dari nama anak masing-masing, dari suasana kelas, pengalaman bermain bersama teman atau bisa pula tentang liburan di rumah nenek. Ditekankan tentang pentingnya menulis dengan menunjuk poster para pahlawan yang dipajang di dalam kelas. Katanya, kita bisa mengetahui sejarah para pahlawan karena kisah mereka ditulis.

“Tak perlu takut menulis, sama kalau kita belajar naik sepeda. Kadang menabrak tembok atau bahkan masuk got, tapi kita tetap saja mau naik sepeda,” contohnya, yang disambut gelak tawa anak-anak.

Pada Kelas Menulis Kreatif Angkatan I, yang diadakan tahun 2022, berhasil menerbitkan satu buku bunga rampai berjudul “Bermain Cerita”. Ada lebih 50 tulisan anak-anak yang bercerita tentang kegiatan mereka sehari-hari, baik di sekolah, bersama temannya, maupun interaksinya dengan orangtua.

“Saya berharap, pada angkatan kedua ini, ada produk yang dihasilkan anak-anak dalam bentuk buku,” pungkas Rusdin Tompo. (*)

Editor media warnasulsel.com - Portal media kiwari yang menyajikan berita lebih hangat berfokus berita pendidikan, sastra, buku dan literasi di sulawesi selatan

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *