Connect with us

Peristiwa

Perpusnas RI Gelar PLM Tahun 2022 di Sulsel

Published

on

Spread the love

WARNASULSEL.com – Peer Leaening Meeting (PLM) Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) Tahun 2022 kali ini digelar di Hotel Gammara, Makassar, 26-28 Juli 2022.

Tahun ini, PLM Provinsi dilakukan secara tatap muka di 33 lokasi untuk 34 provinsi. Peserta PLM diharapkan dapat saling belajar, menghargai capaiannya masing masing dan capaian perpustakaan lain.

Kebijakan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) yang didukung oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bapenas) ini mulai dilaunching pada 2018.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program prioritas nasional 2020-2024 dengan tujuan untuk memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul melalui peningkatan kemampuan literasi untuk mewujudkan Indonesia Maju.

Pada 2018 untuk Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial pesertanya dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel dan Tiga Perpustakaan Kabupaten. Di antaranya yakni, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bone, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Soppeng dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maros.

Kemudian pada tahun 2019, jangkauannya diperluas. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bone mendapat bantuan untuk 5 Perpustakaan desa, Kabupaten Soppeng mendapat bantuan kepada 6 Perpusdes, dan Kabupaten Maros 2 Perpusdes.

Tahun 2020, di Sulsel yang mendapat bantaun program TPBIS ini di antaranya kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten Bulukunba, dan Kabupaten Sinjai.

Tahun 2021 masih di Provinsi Sulsel, jangkauan program ini diperluas ke desa desa. Di antaranya Kabupaten Luwu Utara mendapat 4 Desa, Toraja Utara 5 Desa, Bulukumba 5 Desa dan Sinjai 5 Desa.

Sedangkan pada 2022 ini ada 7 kabupaten dan 3 Desa di Luwu Utara yang mendapat bantuan program ini yakni Dinas Perpustakaan Kota Pare Pare, Dinas Perpustakaan Kab. Pangkep, Dinas Perpustakaan Kab. Jeneponto, Dinas Perpustakaan Kab. Tana Toraja, Dinas Perpustakaan Kab. Kepulauan Selayar, Dinas Perpustakaan Kota Palopo dan Dinas Perpustakaan Kab. Luwu Utara.

Sedangkan Perpustakaan Desa (Perpusdes) di Luwu Utara di antaranya Perpusdes Kariango, Perpusdes Baloli dan Perpusdes Pengkendekan.

Tujuan dari Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini adalah memberikan bantuan stimulan, seperti buku, rak buku, TV, komputer dan serves perpustakaan kunang kunang.

Setelah Perpusnas melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinai Sulawesi selatan memberi bantuan ke daerah, program ini lalu ditindaklanjuti dengan Bimtek.

Sehingga penerima manfaat yang mengikuti Bimtek Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (SPP-TIK), diajari cara meningkatkan layanan informasi, diajari caranya pelibatan masyarakat dan cara advokasi.

PIC program TPBIS di DPK Prov Sulsel, Nazarudsin mengatakan bahwa program inilah yang dijalankan di tiap daerah.

“Waktu bimtek disuruh buat program program dari masing masing kegiatan pokok dan program itu dimonitor sampai saat ini,” ungkap Nazaruddin.

Kegiatan Peer Learning (PLM) saat ini untuk melihat kegiatan yang telah dilakukan oleh masyarakat di daerah.

Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini sangat sejalan dengan visi dan misi Pemprov Sulsel yang inovatif, produktif, kompetitif, inklusif dan berkarakter, sehingga Pemprov Sulsel melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan mereplikasi program ini secara mandiri dengan menggunakan dana APBD Provinsi.

Sehingga dri seluruh Indonesia, pada Program TPBIS, Sulawesi Selatan meraih provinsi terbaik di kegiatan 3 tahun beruturut turut.

Sehingga literasi menjadi buming.

“Tujuannya adalah mengimplementasikan apa yang ada di buku,” kata Nazaruddin.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Moh Hasan mengatakan bahwa ini adalah inovasi baru dalam memajukan langkah literasi di Sulawesi Selatan.

“DPK Sulsel terkait dengan kegiatan PLM ini, harapannya masyarakat dapat memunculkan lagi satu gagasan baru, inovasi baru yang bertransformasi dan berinklusi sosial dalam memajukan kerja kerja perpustakaan,” ucapnya.

Melalui PLM Provinsi ini, Kepala Perpustakaan nasioan Muhammad Syarif Bando berharap perpustakaan dapat lebih membuka diri dan rendah hati belajar dari keberhasilan perpustakaan lainnya dan menjadikannya sebagai motivasi meningkatkan strategi pengembangan perpustakaan.

Laporan | Muh Galang Pratama