Connect with us

Peristiwa

Suasana Haru Warnai Lepas Sambut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

Published

on

Lepas Sambut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan (Foto Nazaruddin)
Spread the love

WARNASULSEL.com – Ikatan emosional yang dibangun Moh. Hasan Sijaya, S.H., M.H, dengan para pegawi di jajaran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan begitu kuat, sehingga ketika tiba-tiba Hasan Sijaya dimutasi dan menduduki Jabatan baru Sebagai Staf Ahli Gubernur Sulsel, pada Senin (2/1/2023) Atmosfir kesedihan mulai menyelimuti lembaga yang dipimpin Hasan Sijaya selama 4 tahun 5 bulan ini.

Puncak kesedihan itu tumpah, ketika dilaksanakan pisah sambut Kadis DPK Sulsel dari Hasan Sijaya ke penggantinya Ir. H. A. Parenrengi, M.P, di Ballroom Andalan Gedung Perpustakaan Multimedia, Rabu (4/1/2023), ratusan mata menangis melepas kepergian Hasan Sijaya ke tempat tugasnya yang baru, disertai harapan selalu sehat dan sukses dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

Para pegawi ini bersedih, karena mereka merasa kehilangan sosok pemimpin yang begitu dekat dengan bawahannya, figur Kadis yang memimpin dengan cinta dan kekeluargaan, sosok pembaharu, inisiator, inovator dan motivator yang telah melahirkan karya luar biasa, merubah wajah dan performance kelembagaan DPK Sulsel, dari lembaga yang tadinya tidak diperhitungkan sama sekali menjadi OPD dengan kinerja terbaik.

“Suatu kebanggaan kami adalah secara struktur dan infrastruktur yang ada pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ini jauh dibanding dengan yang lalu, orang semua berpikir bahwa orang lari ke Dinas Perpustakaan itu adalah tempat pengasingan, tetapi sekarang tidak. Dari 54 OPD itu adalah Dinas Perpustakaan yang tertinggi. Ini adalah bagian legacy yang tidak bisa dilepaskan yang dibuat oleh Pak Hasan. Pak Hasan itu Hebat, Pak Hasan itu menyayangi kamu semua,” ujar Dr. H. Ilham Andi Gazaling, M.Si, Arsiparis Ahli Utama DPK Sulsel.

Koordinator Pustakawan Sulsel Syamsul Arif, S.Sos., M.A mewakili para pustakawan menyampaikan terima kasih kepada Hasan Sijaya yang menurutnya merupakan sosok pimpinan yang sangat care /peduli terhadap perpustakaan dan kearsipan, atas bimbingannya selama ini. Ia juga memberi apresiasi atas capaian dan kinerja Hasan Sijaya selama memimpin DPK Sulsel. Ia berharap mudah-mudahan kadis yang baru dapat mengikuti jejak Hasan Sijaya dalam memimpin DPK Sulsel. Pujian dan apresiasi yang sama juga disampaikan oleh Koordinator Arsiparis Sulsel Irzal Natsir, S.E., M.Si.

“Kebaikan yang bapak Hasan Sijaya tebar selama 4 tahun plus 5 bulan, menjadi paradigma dan ukuran keberhasilan kearsipan dan perpustakaan khususnya yang ada di Sulsel bahkan secara nasional, luar biasa.” Kata Irzal.

“Itu karena Kadis kita ini orangya cerdas. Seandainya beliau tidak cerdas terkait perpustakaan dan kearsipan, tidak mungkin perpustakaan dan kearsipan akan maju seperti ini. Bisa lihat tuh, gedung kita luar biasa megahnya. Teman-teman kita pustakawan dan arsiparis gayanya suda mirip selebriti semua, ini dampak dari kepemimpinan seorang Hasan Sijaya, yang luar biasa,” imbuhnya, yang disambut aplaus oleh seluruh hadirin yang memadati Ballroom Andalan DPK Sulsel.

Pengakuan terhadap kinerja Hasan Sijaya selama memimpin DPK Sulsel bukan hanya datang dari para pustakawan dan arsiparis, tetapi juga datang dari para seniman, budayawan, penulis, jurnalis sekaligus pegiat literasi yang selama ini mengikuti ritme kepemimpinan Hasan Sijaya dalam memajukan gerakan literasi dan kearsipan di Sulawesi Selatan.

Seniman dan Budayawan Yudhistira Sukatanya yang diminta untuk menyampaikan kesan dan pesan pada acara lepas sambut kadis DPK Sulsel ini, tampil membacakan puisi berjudul “Tena Mentong Ruanna” yang juga telah dituliskan dalam buku biografi Hasan Sijaya Manusia Biasa Karya Luar Biasa.

Tena Mentong Ruanna, tidak ada duanya, karena telah kau serahkan jiwa dan ragamu sebagaimana ikrarmu dulu itulah pegangan setia, seia sekata, tak lekang oleh waktu dan masa. Tena Mentong Ruanna, tidak ada duanya, dialah sang pengabdi sejati pengemban aksi literasi inklusi dari desa membangun kecerdasan anak negeri menjadi visi, begitu rambu yang telah disepakati,” sebagian bait puisi yang dibacakan pria yang bernama asli Eddy Thamrin ini, yang ditutut dengan ucapan ”Selamat menuju tempat pengabdian yang baru adindaku, jejakmu telah tinggal di sini hingga akhir nanti,”.

Sementara itu Penulis Buku dan Tokoh literasi Sulsel, Bachtiar Adnan Kusuma, S.Sos., M.M, mengutip tulisan di dua judul buku yang memiliki memiliki benang merah dan relevansi dengan sosok Hasan Sijaya. Di dalam buku tersebut dituliskan bahwa Sesungguhnya seorang Tokoh baru dikatakan tokoh ketika ia memiliki 4 pilar yaitu Niat yang tulus untuk melakukan perubahan-perubahan, untuk melakukan pembangunan-pembangunan dan untuk melakukan kebaikan-kebaikan.

“Tidak ada sebuah keberhasilan yang baik kalau tidak dimulai dengan niat yang baik. Niat yang baik inilah yang dimiliki oleh sosok Muh Hasan Sijaya yang telah berhasil merubah paradigma perpustakaan dan arsip Sulawesi Selatan dari paradigma lama menjadi paradigma baru,” tegasnya.

Yang kedua, menurutnya harus ada integritas, bagaimana menjaga norma-norma kearipan kebudayaan lokal sehingga tidak tercederai kepemimpinan itu, inilah yang berhasil dijaga dan dirawat Moh. Hasan Sijaya selama mengendalikan DPK Sulsel. Ketiga, harus ada kinerja dan keempat keikhlasan dan ketulusan.

“Kita berharap kebaikan dan kearifan ini bisa dilanjutkan dengan baik oleh kakanda kita H. Andi Parenrengi,” kuncinya.

Upi Asmaradhana yang juga adalah Duta Literasi Digital Sulsel menyampaikan sisi lain dari kesuksesan Hasan Siya dalam memimpin DPK Sulsel, yang menurutnya Hasan Sijaya telah berhasil mentransformasi literasi itu sebagai sebuah gerakan perubahan. DPK Sulsel sebagai sebuah motor perubahan di Indonesia dan itu diakui oleh semua orang bahkan negara.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa Hasan Sijaya juga telah mewariskan sebuah legacy yang sangan luar biasa buat peradaban Sulawesi Selatan. 3 tahu berturut-turut DPK Sulsel telah melaksanakan Festival Aksara Lontaraq yang diikuti 17 negara di seluruh dunia dan ini bukti bahwa DPK Sulsel di bawah kepemimpinan Hasan Sijaya mampu menjaga warisan leluhur kita yang sangat berharga.

Di mata Upi Asmaradhana, Kadis Hasan Sijaya juga telah berhasil mentransformasikan bagaimana generasi milenial itu, adaptif dengan gerakan-gerakan perpustakaan dan literasi di Sulsel. Ia berharap apa yang telah dikerjakan oleh Hasan Sijaya bisa diteruskan oleh Andi Parenrengi.

Ketika Hasan Sijaya yang di dampingi ibu Hj. Haerati Hasan diminta untuk menyampaikan sambutan, ia mengawalinya dengan menyanyikan sebuah lagu dari Slenk, “Ku Tak Bisa Jauh Darimu”. Awalnya ia terputus-putus menyanyikan lagu tersebut karena tak kuasa membendung kesedihannya, sekali-sekali ia menyeka air matanya.

Ia beberapa kali menyampaikan terima kasih atas dukungan dari keluarga  besar DPK Sulsel yang selama 4 tahun 5 bulan telah bersama-sama bekerja. Tetapi, ukurannya sampai akhir hayat bersama-sama ikatan emosionalnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Hasan Sijaya menitipkan beberapa pesan kepada seluruh jajaran. Sudah banyak kegiatan yang telah dilaksanakan baik oleh pustakawan maupun arsiparis melalui klasternya masing-masing, dan ini menjadi ukuran keberhasilan kita, banyak prestasi yang telah diperoleh olehnya itu semangat kerja ini terus dijaga.

“Apa yang sudah baik, mari kita dijaga bersama. Rumah kita ini sudah baik, tolong kita jaga bersama-sama, jaga kebersihannya, jaga kenyamananya, jaga keindahannya sehingga orang lain hadir dan betah untuk berlama-lama di kantor kita ini,” pintanya.

Sementara itu, dalam sambutan perkenalannya Kepala DPK yang baru Ir. H. Andi Parenrengi, M.P yang di dampingi Ketua DWP unit DPK Sulsel Hj. Andi Farida Andi Parenrengi, S.P., M.Si meminta, agar apa yang telah dirintis dan dilaksanakan oleh Kadis Hasan Sijaya dapat dilanjutkan.

“Sayang kalau sudah ada karya yang luar biasa, tapi tidak dilanjutkan. Oleh karena itu saya berharap bantuan dan dukungan kita semua, agar DPK tetap eksis ke depan,” harapnya. (naz)