Connect with us

Peristiwa

Mahasiswa KKN Unhas Gagas Pembuatan Paving Block dari Limbah Sampah Plastik

Published

on

Spread the love

WARNASULSEL.com – KKN merupakan bagian integral dari kurikulum perguruan tinggi di Indonesia, dimana mahasiswa terlibat langsung dalam proyek pengabdian masyarakat selama beberapa bulan.

Di Unhas sendiri, kelompok mahasiswa KKN diberikan waktu selama kurang lebih empat puluh lima hari untuk merealisasikan program-program pengabdian mereka bagi masyarakat setempat.

Peserta KKN Tematik Pengembangan Ekonomi Kreatif Desa Bontotiro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto dari Universitas Hasanuddin telah melaksanakan Seminar Program Kerja pada Sabtu, 13 Juli 2024. Acara seminar dimulai pada Pukul 20.00 WITA, yang bertempat di rumah Kepala Desa Bontotiro.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan camat Kecamatan rumbia, BPD, Para kepala dusun, Imam desa, imam dusun, RK, dan beberapa perwakilan masyarakat desa.

Peserta KKN Posko 2 Desa Bontotiro di bawah bimbingan Dosen Pengampuh KKN (DPK), Dr. Sumarlin Rengko HR, S.S, M.Hum. Mahasiswa terdiri dari delapan orang dari berbagai fakultas, yakni Muh. Satria Wirabuana (Fakultas Teknik) selaku koordinator, Nurul Destriani (Fakultas Teknik), Ananda Putri Juniasrina (Fakultas Pertanian), Adri Ashari (Fakultas MIPA), Afriana (Fakultas Ilmu Budaya), Anjani Irjayanti Rongrean (Fakultas Teknik), Fitria Ramadhani Syaiful (Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan), dan Arlei Yulika (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).

Dalam penyampaian rancangan program kerja dengan tema Pengembangan Ekonomi Kreatif, kelompok mahasiswa KKN Posko 2 Desa Bontotiro memilih beberapa langkah proaktif untuk mewujudkan ekonomi kreatif di Desa Bontotiro.

Salah satu yang paling menarik perhatian masyarakat adalah program pembuatan paving block dari limbah sampah plastik. Peserta seminar yang terdiri dari pemerintah kecamatan, pemerintah desa, dan masyarakat setempat menunjukkan bahwa mereka sangat antusias terhadap rencana proyek ini sebagai salah satu upaya menghadapi masalah limbah plastik yang semakin memprihatinkan.

Perwakilan Camat Kecamatan Rumbia memberikan apresiasi dan dorongan semangat kepada mahasiswa untuk lebih memaksimalkan program kerja ini, mengingat keadaan sampah sekarang ini, terutama di wilayah Desa Bontotiro yang semakin tidak terkendali (utamanya sampah-sampah plastik).

Pemilihan program pembuatan paving block, tentu saja setelah kelompok mahasiswa melakukan survei dan analisis mendalam terhadap kondisi wilayah dan masyarakat Desa Bontotiro. Dari hasil survei, mereka menemukan bahwa sampah-sampah yang dihasilkan oleh warga setempat belum terkelola dengan baik. Hasil analisis tersebut kemudian menjadi landasan untuk mengembangkan metode pembuatan paving block yang ramah lingkungan dan efektif secara biaya.

Di tengah tantangan global terkait limbah plastik, kelompok mahasiswa KKN di Posko Desa Bontotiro ingin berada di garis depan untuk mengubah permasalahan menjadi solusi inovatif. Berharap melalui proyek yang diinisiasi oleh mereka, pembuatan paving block dari limbah sampah plastik menjadi fokus utama untuk mengurangi dampak negatif limbah plastik terhadap lingkungan.

Paving block yang dihasilkan dari limbah plastik nantinya tidak hanya berfungsi sebagai material konstruksi untuk keperluan lokal, tetapi juga memiliki nilai tambah dalam mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan sekitar.

Dengan menggunakan teknologi tepat dan proses yang terukur, mereka mampu menciptakan paving block yang kokoh dan memiliki daya tahan tinggi, sesuai dengan standar konstruksi yang berlaku.

Selain menciptakan produk yang bermanfaat, proyek ini juga berpotensi untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya daur ulang plastik dan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab.

Melalui upaya mereka nantinya, mahasiswa KKN Unhas Desa Bontotiro tidak hanya menggagas solusi praktis terhadap permasalahan lingkungan, tetapi juga menunjukkan bahwa peran perguruan tinggi dalam pembangunan berkelanjutan sangatlah penting.

Dengan terus mendorong inovasi dan kreativitas, mereka menjadi teladan bagi generasi muda lainnya untuk berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan bumi kita.

Laporan | Arlei Yulika