Connect with us

Peristiwa

DPK Sulsel Gelar Soaialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

Published

on

Spread the love

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) provinsi Sulawesi Selatan kembali menggelar kegiatan Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial tahun 2022, di Hotel Grand Maleo Jl. Pelita Makassar, Selasa-Rabu (30-31/08/2022).

Kegiatan yang bertemakan Memperkuat Sinergi dan Kemitraan dalam Membangun Gerakan Literasi Untuk kesejahteraan ini dibuka Kepala DPK Sulsel, yang diwakili Kepala UPT Layanan Perpustakaan Abd. Hadi, S.Sos., M.M, turut dihadiri PIC Program Trasformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, Nazaruddin, S.Ag., M.Sos.I.

Kegiatan ini menurut Panitia Pelaksana Dra. Hj I Tappa, M.M diikuti 100 orang peserta dari komunitas pegiat literasi dan pengelola perpustakaan penerima bantuan replikasi mandiri Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial tahun 2022.

Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang konsep dan strategi pengembangan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial kepada para komunitas pegiat literasi dan pengelola perpustakaan penerima manfaat Replikasi Mandiri Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, untuk mewujudkan perpustakaan sebagai pusat belajar dan berkegiatan masyarakat berbasis inklusi sosial dengan memfasilitasi masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan di perpustakaan sesuai dengan kebutuhannya, dan mewujudkan masyarakat sejahtera melalui pemberdayaan perpustakaan dan pengembangan kegiatan literasi.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari ASN,  Anggota DPRD, komunitas pegiat literasi, akademisi dan pelaku usaha yaitu,,Sardi Yofla, S.STP, Bactiar Adnan Kusuma, S.Sos, M.M, Rezky Amaliya Syafi’in, S.H., M.H, Rahmat Taqwa Qurais, S.H, Sardi, S.E., M.M dan Muh. Akbar Yusuf, S.H

Kepala DPK Sulsel dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala UPT Layanan Perpustakaan Abd Hadi mengatakan bahwa, selain sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat, perpustakaan juga berfungsi sebagai tempat belajar masyarakat, wahana dalam mencari informasi dan rekreasi. Perpustakaan tidak hanya mencerdaskan tetapi juga memberdayakan masyarakat sehingga memberi manfaat yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas dan taraf hidup mereka.

Atas dasar pemikiran tersebut diatas, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sebagai Pembina untuk semua jenis perpustakaan dengan dukungan dari Bappenas berinisiatif melaksanakan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang mulai diimplementasikan sejak tahun 2018.

Menurutnya, rogram ini memiliki tujuan umum memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui peningkatan literasi dan pengurangan kemiskinan akses informasi.

Dijelaskan, hasil nyata yang diperoleh dari pelaksanaan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini adalah semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang berkunjung ke perpustakaan, hal itu disebabkan karena kreativitas dan inovasi para pengelola perpustakaan, mereka tidak lagi menjadikan perpustakaan hanya sebagai tempat membaca dan meminjam buku semata, tetapi mereka menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi dan ruang terbuka bagi masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan pelibatan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan koleksi dan fasilitas layanan informasi yang ada di perpustakaan serta potensi sumber daya setempat.

“Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini, telah mengubah paradigma perpustakaan yang dulunya hanya tempat membaca dan meminjam buku semata, menjadi pusat kegiatan dan pusat pemberdayaan masyarakat dengan melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan kegiatan pelatihan keterampilan berbasis life skill di perpustakaan,” tuturnya.

Berbagai kegiatan, inovasi, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di perpustakaan tidak hanya berdampak pada peningkatan kemampuan literasi masyarakat, tapi juga telah berdampak pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, karena hasil dari pelatihan keterampilan yang dilaksanakan di perpustakaan telah dipasarkan dan mampu memberi keuntungan secara finansial untuk membantu perekonomian keluarga.

Hal ini sejalan dengan tagline yang diusung dari Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini yaitu Literasi untuk Kesejahteraan. Program ini hadir untuk memperkuat peran dan fungsi perpustakaan dalam meningkatkan gerakan literasi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta mendorong masyarakat untuk menciptakan inovasi dan kreatifitas yang positif dan produktif.

“Saat ini Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini menjadi program prioritas nasional dan dimasukkan dalam RPJMN 2020 – 2024. Untuk mendukung keberhasilan program ini, maka perlu terus di sosialisasikan,” pungkasnya. (naz)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *