Connect with us

Peristiwa

Buka Raker FKIK, WR II UIN Alauddin: Prioritaskan Proker yang Dibiayai Rupiah Murni

Published

on

Spread the love

 

Prof Wahyudin Naro Saat Membuka Rapat Kerja Birokrasi Fakultas Ilmu Kesehatan dan Kedokteran (FKIK) DI Hotel Golden Tulip Esential.

 

WARNASULSEL.COM – Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin mengadakan rapat kerja (Raker) di lantai 16 Hotel Golden Tulip Esenttial, Jl Sultan Hasanuddin, Kota Makassar, Selasa (22/3/2022).

Raker itu dibuka langsung Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan (AUPK) UIN Alauddin Makassar, Prof Dr Wahyudin Naro M Hum.

Dalam sambutannya, Guru Besar Pendidikan Islam itu menegaskan, dalam menyusun program kerja harus memprioritaskan kegiatan yang dibiayai Rupiah Murni (RM).

“Kita berharap lebih memprioritaskan program kerja yang dibiayai Rupiah Murni ketimbang BLU. Karena BLU kalau tidak terpakai bisa menjadi saldo awal. Sementara RM BOPTN bisa refocusing,” ucapnya.

Untuk menghindari hal itu, ia mengimbau dalam menggunakan anggaran harus berbasis kinerja. Selain itu, harus memperhatikan sumber anggaran apakah anggarannya itu rupiah murni atau anggarannya BLU.

“Kenapa ini demikian karena dipahami betul bersama, sumber anggaran mempengaruhi kontinuitas kegiatan itu,” kata mantan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Alumni dan Kerjasama Fakultas Sains dan Teknologi itu.

Ia mencontohkan, selama Pandemi Covid-19 berlangsung ada banyak program tidak terlaksana maksimal dikarenakan ada refocusing.

“Selama Pandemi Covid-19 ada refocusing sehingga terkadang program dibiayai RM tidak bisa terpakai. Olehnya itu, dalam menyusun kegiatan berdasarkan sumber anggaran itu tadik,” pesannya.

Lebih lanjut, Prof Wahyudin Naro menjelaskan, selain sumber anggaran, hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun program kerja output dari kegiatan itu.

“Semua harus berbasis Prodi. Kenapa, karena mutu akademik kita itu ada di Prodi baik secara kelembagaan maupun SDM. Kita berharap anggaran itu berbasis Prodi supaya ada outputnya,” bebernya.

Kemudian, program yang dicanangkan harus merujuk pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Rektor.

“Kegiatan yang dicanangkan itu selalu merujuk pada IKU pimpinan. Didalamnya ada 9 standar Borang, Renstra, Pancacita Rektor. Itulah sehingga kita harapkan program yang dicanangkan seusai kebutuhan yang ada bukan keinginan,” pesannya.

“Pelaksanaan kegiatan kita memiliki fleksibilitas dalam penggunaan anggaran maka kita menghindari banyaknya keinginan keinginan yang tidak bersentuhan langsung pengembangan lembaga,” sambungnya.

Dia menambahkan, hal yang terpenting juga jangan pernah bermimpi akan melaksanakan sebuah kegiatan kalau tidak ada dalam RKKL karena disitulah daftar Anggaran yang bisa digunakan.

“Inilah saya himbau semua kegiatan harus dimasukkan dalam RKKL, kalau ada Program yang sangat prioritas terlaksana silahkan raker ini bisa dimasukkan,” tutupnya.

Penulis : Muh. Aswan

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *