Connect with us

Peristiwa

Tim Leader Program Prioritas Nasional TPBIS  Apresiasi Capaian Implementasi dan Keberhasilan Program TPBIS di Sulsel dan Harapkan Jadi Percontohan di Indonesia

Published

on

Spread the love

Ketua Tim Leader Konsultan Pendamping Program Prioritas Nasional Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dr. Erlyn Sulistyaningsih beberapa kali memuji dan memberi apresiasi atas capaian implementasi dan keberhasilan pelaksanaan program TPBIS di Provinsi Sulawesi Selatan dan beberapa perpustakaan mitra lainnya pada kegiatan Seminar  Akhir Evaluasi dan Kajian Dampak Program TPBIS yang dilaksanakan di Hotel Mercure Sabang Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Seminar Akhir Evaluasi dan Kajian Dampak TPBIS tersebut dihadiri oleh Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Bappenas Drs. Amich Alhumami, MA, M.Ed, Ph.D, mantan Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpusnas RI  Dr. Drs. Upriyadi, S.S., M.Hum yang kini menjabat Pustakawan Ahli Utama Perpusnas, Tim Konsultan Pendamping Program TPBIS yang dipimpin Erlyn Sulistyaningsih, Narasumber dari berbagai Perguruan Tinggi, pelaksana Kajian Dampak TPBIS dari MARKPLUS.INC.

Sementara dari mitra Program hadir PIC TPBIS Provinsi Sulsel, PIC TPBIS Provinsi Maluku, Kadis Perpustakaan dan Kearsipan beserta PIC TPBIS Kabupaten Jepara, Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat, Kadis Perpustakaan dan Kearsipan beserta PIC TPBIS Kabupaten Hulu Sungai Selatan, PIC TPBIS Kabupaten Magelang dan PIC TPBIS Kabupaten Kolaka Utara dan PIC Kabupaten Pulang Pisau.

Usai mengikuti acara pembukaan dan penyampaian sambutan secara daring oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional RI Drs. Deni Kurniadi M.Hum, dilanjutkan dengan pemaparan hasil evaluasi dan kajian dampak pelaksanaan program TPBIS tahun 2022 oleh Tim Evaluasi dari MARKPLUS.INC.

Dari data yang disampaikan tim evaluasi, berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap perpustakaan mitra penerima manfaat TPBIS tahun 2020-2021 dengan jumlah sampel 348 perpustakaan, terdiri dari 32 provinsi, 105 kabupaten dan 211 desa dari 105 kabupaten tersebut, dengan empat pendekatan kajian yaitu 1. Kajian Efektivitas dan Keberhasilan Program, 2. Survey Pemustaka, 3. Most Significant Change dan 4. Cost Benefit Analysis (CBA) maka disimpulkan bahwa program ini dinilai efektif dilihat dari beberapa hasil yaitu skor efektifitas program 4,09 kategori baik, dengan skor di masing-masing variabel efektivitas yaitu ketepatan sasaran 3,98, sosialisasi dan pemahaman program 4,26, pencapaian tujuan program 4,05, dan pemantauan program 4,07. Bahkan di tengah pandemi Covid-19, perpustakaan tetap berperan nyata dan memberikan manfaat nyat di beberapa aspek kehidupan literasi.

Disimpulkan juga bahwa program ini menyebabkan perubahan perilaku pemustaka terhadap informasi dan ilmu pengetahuan, perubahan layanan perpustakaan yang sesuai kebutuhan masyarakat, dan perubahan respon stakeholder terhadap layanan perpustakaan. Program ini juga mempunyai nilai kebermanfaatan yang baik dibanding dengan biaya yang dikeluarkan dengan rasio 2,3, sehingga program ini reflicable dan perlu terus dilanjutkan. Program ini efektif dan reflicable dapat diperluas dari sisi pendekatan dan komponen program ke daerah lain.

Kesimpulan hasil evaluasi dan kajian ini juga dikuatkan oleh pernyataan-pernyataan dari perpustakaan mitra program yang hadir pada seminar hasil evaluasi dan kajian dampak TPBIS tahun 2022 ini, baik dari Kepala Dinas maupun PIC dari perpustakaan provinsi dan kabupaten kota, serta tanggapan dan masukan dari Bappenas, Perpusnas, dan Akademisi dari beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran Bandung.

PIC Program TPBIS Provinsi Sulawesi Selatan, Nazaruddin, S.Ag., M.Sos.I yang juga diminta untuk menyampaikan penjelasan terkait dengan implementasi dan capaian dari Program TPBIS di Sulsel, menjelaskan bahwa keberhasilan dari pelaksanaan program TPBIS di Sulsel tidak lepas dari komitmen dan dukukangan dari pimpinan baik Gubernur maupun Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang sangat antusias mengembangkan program ini karena juga sangat sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang Inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif dan Berkarakter.

Keberhasilan ini menurut Nazaruddin, juga tidak lepas dari dukung Tim Kerja dan Tim Sinergi yang solid, sehingga mampu memainkan instrumen dari 3 strategi pelaksanaan program TPBIS ini, yaitu Peningkatan Layanan, Pelibatan Masyarakat dan Advokasi.

Khusus untuk peningkatan layanan. Sejak DPK Sulsel menjadi mitra program TPBIS ini di akhir tahun 2018, hampir bersamaan dengan dipercayakannya Moh. Hasan Sijaya menjadi Plt Kadis yang kemudian menjadi Kadis Definitaif pada Agustus 2019. Upaya peningkatan layanan terus dilakukan dengan melakukan penataan fisik dan performance kelembagaan di 4 kantor yang ada di DPK Sulsel dan membangun tersendiri Kantor Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak  yang representatif dengan konsep ketika anak-anaknya berkunjung ke perpustakaan ibu-ibunya di edukasi dengan melakukan berbagai pelatihan keterampilan dan kecakapan hidup bekerjasama dengan PKK, Dekranasda dan organisasi wanita lainnya. Juga dilakukan penambahan jam layanan dari sebelumnya mengikuti jam kerja pegawai, sekarang buka mulai jam 08.00 sampai jam 22.00 malam mulai Senin sampai Sabtu. Penambahan 20 unit komputer untuk pemustaka dan penambahan bandwidth internet bekerjasama dengan Dinas Kominfo.

Lalu pada kegiatan pelibatan masyarakat, DPK Sulsel juga bermitra dan memfasilitasi para seniman, budayawan, akademisi, penulis, komunitas pegiat literasi serta berbagai stakeholder lainnya untuk melaksanakan berbagai kegiatan pelibatan masyarakat di perpustakaan seperti diskusi, seminar, bedah buku, pelatihan keterampilan dan kecakapan hidup, pentas seni, festival budaya, sastra sabtu sore, pekan perpustakaan dan wisata baca, berbagai jenis lomba, Festival Aksara Lontaraq dengan berbagai rangkaian kegiatan di dalamnya termasuk Fashion Show Pesona Batik Lontaraq yang dilaksanakan di Perpustakaan.

Sedangkan kegiatan Advokasi antara lain ke Komisi E DPRD Sulsel yang merupakan mitra dari DPK Sulsel. Dari hasil advokasi tersebut didapatkan dukungan Anggaran melalui APBD sebesar 5,6 Milyar lebih di tahun 2020untuk replikasi mandiri di 157 perpustakaan desa/kelurahan, perpustakaan lorong, perpustakaan komunitas dan Taman Bacaan Masyarakat. Pada tahun 2021 sebesar 3,4 Milyar lebih untuk replikasi mandiri di 91 perpustakaan dan Tahu 2022 sebesar 4,5 Milyar lebih untuk replikasi mandiri di 62 perpustakaan. Selain itu juga dilakukan advokasi ke pihak perbankan dan memberikan bantuan sarana permainan anak dan fasilitas ruang laktasi di Perpustakaan Ibu dan Anak senilai Rp 100 Juta dari Badan Musyawarah Perbankan Daerah dan Rp. 50 Juta dari CSR Bank Sulselbar.

Tim Sinergi Sulsel dan beberapa tim Sinergi daerah lainnya juga telah berjalan dengan baik, Hal itu juga diakui oleh Setiadi dari Bappenas, dalam pernyataannya beberapa saat sebelum kegiatan seminar ini ditutup oleh Pustakawan Utama Upriyadi yang kemudian juga mempertegas penyataan dari Setiadi bahwa Insya Allah pada RPJMN Selanjutnya tahun 2025, program ini masih akan dikawal.  (naz)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *