Connect with us

Peristiwa

Perpusnas RI dan DPK Sulsel Kerjasama Gelar Sosialisasi Jabatan Fungsional Pustakawan bagi Pejabat Fungsional Pustakawan peralihan dari Jabatan Struktural Andministrasi

Published

on

Spread the love

Sedikitnya 100 orang Pejabat Fungsional Pustakawan yang merupakan peralihan dari Pejabat Struktural Administrasi mengikuti kegiatan Sosialisasi Jabatan Fungsional Pustakawan yang dirangkaikan dengan Pembukaan Diklat Penyetaraan Jabatan Administrasi yang dialihkan ke Jabatan Fungsional Pustakawan di Hotel Aryaduta Makassar, Selasa (31/5/2022).

Acara ini juga dihadiri Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Kapusdiklat) Perpusnas Ri, Drs Teguh Purwanto, S.IP, M.Si yang pada kesempatan itu menyampaikan laporan sebagai pelaksana kegiatan. Hadir juga Pustakawan Utama Perpusnas Drs. Dedi Junaedi, M.Si yang sekaligus menjadi salah seorang narasumber sosialisasi yang dimoderatori Koordinator Pustakawan Sulsel Syamsul Arif, S.Sos, M.A.

Kepala Perpustakaan Nasional RI Drs. Muhammad Syarif Bando, M.M, dalam sambutannya mengatakan kenapa pustakawan menjadi jabatan profesional. Karena pustakawan itu memiliki kaidah-kaidah pekerjaan yang berlaku secara universal dan/ yang diterima di seluruh dunia. Tidak mungkin dia dikatakan jabatan fungsional pustakawan hanya karena di Sulsel dibutuhkan.

“Hanya pustakawan yang memiliki kemampuan untuk menshacing seluruh problematika data dan informasi yang berserakan di seluruh dunia dan kemampuan profesionalnya membuat desiminasi informasi dan kemudian dipaparkan kepada siapa saja yang membutuhkan sehingga siapa saja orang itu memahami bahwa dia betul-betul merasa dilayani, dia betul-betul merasa beruntung karena ada seorang pustakawan yang membantunya,” jelas Syarif Bando.

Lebih lanjut Syarif Bando menegaskan filosofi dari kegiatan sosialisasi tentang jabatan fungsional pustakawan ini adalah, menanamkan kesadaran bahwa profesi ini penting dan banyak pekerjaan yang terbentang di hadapan kita dengan catatan harus belajar.

“Jangan jadi pustakawan mengeluh jangan juga jadi pustakawan minta diperhatikan. Tapi sebaiknya kita yang membuat orang memberi perhatian ke kita. Dari apa kita diperhatikan, dari ide dan gagasan kita. Dan kita tidak munkin bisa melahirkan ide dan gagasan kalau tidak membaca,” ujarnya.

“Coba kita tampilkan pustakawan dari Sulsel ini untuk meyakinkan orang, bahwa kita masih perlu buka buku, kita masih perlu akses informasi, kita masih perlu memahami apa yang tersirat, kita masih perlu inovasi dan kreatifitas, dan kita tidak boleh menyandang gelar tampa produktivitas. Eksistensi citra perpustakaan dan kepustakawanan Indonesia ada di ujung lidah kita semua. Kita harus menjadi orang yang mampu meyakinkan orang bahwa perpustakaan masih dibutuhkan” imbuhnya.

Sementara itu, Kadis DPK Sulsel Hasan Sijaya dalam sambutannya mengatakan bahwa ilmu kepustakawanan itu spesifik, dan hanya pustakawan yang memilikinya.

“Oleh karenanya hari ini, hadir dari Perpustakaan Nasional RI memberikan kita ilmu, membuka kita punya pikiran agar dapat lebih bisa memahami dan memanfaatkan ilmu-ilmu kepustakawanan yang ada, agar kita dapat memajukan masyarakat mendorong gerakan literasi kita, menumbuhkembangkan minat baca dan mengedukasi masyarakat, sehingga bisa menjadi cerdas dan memiliki peningkatan ekonomi yang lebih dari hari-hari sebelumnya,” pungkasnya. *(naz)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *