Connect with us

Kolom

Sistem Pertanian Terpadu: Kunci Kesejahteraan Petani Jeneponto

Published

on

Spread the love

Oleh: Muh. Zulhamdi Suhafid

(Pemuda Daerah Jeneponto)

Jeneponto sejak masa kolonial sampai masa kemerdekaan, sudah dikenal sebagai daerah yang mayoritas penduduknya berprofesi Petani. Daerah yang dikenal sebagai Kota Kuda tersebut yang juga dikenal sebagai daerah agraris, telah menjadi sumber mata pencaharian bagi para petani di kabupaten Jeneponto. Hal ini yang perlu menjadi perhatian kita bersama untuk mendorong kemajuan daerah melalui langkah strategis disektor pertanian.

Di tahun 2024 ini, masyarakat Indonesia khususnya Jeneponto akan menyambut pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Bupati) ditanggal 27 November nantinya. Sehingga ini yang menjadi perhatian penulis adalah bahwa harapan rakyat Jeneponto dari ke 4 calon kandidat yang akan bertarung nantinya harus memprioritaskan visi dan misi nya untuk kesejahteraan petani.

Perlu diketahui bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto tahun 2023, menyatakan ada kurang lebih 58 ribu jumlah penduduk kabupaten Jeneponto tergolong miskin, dimana diantaranya ada 48 ribu penduduk berprofesi Petani. Maka dari itu, perlu ada solusi dan akselerasi langkah strategis untuk menuntaskan kemiskinan didaerah Jeneponto. Apalagi momentum pemilihan calon bupati terbaru yang akan datang, dimana perlu menjadi satu sorotan terkait ide dan gagasan oleh para calon kandidat.

Langkah taktis yang perlu dilakukan adalah penerapan “Sistem Pertanian Terpadu”. Upaya ini dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan produktivitas petani dan meminimalisir pengeluaran modal untuk melakukan pertanaman tumbuhan. SPT ini sudah sejak lama digaungkan oleh kementerian pertanian, akan tetapi kurangnya intensitas pemerintah dalam mengedukasi kepada para petani untuk melakukan transformasi pengetahuan disektor pertanian.

Sistem Pertanian Terpadu dapat dilakukan dengan memadukan berbagai elemen pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu sistem, petani dapat memaksimalkan produktivitas lahan secara efisien dan berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dari kotoran ternak dan pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan hewan, misalnya, dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen. Sistem ini juga mendukung ketahanan pangan dan ekonomi, menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan menguntungkan bagi petani.

Selain aspek produktivitas, sistem pertanian terpadu memungkinkan diversifikasi sumber pendapatan bagi petani, sehingga mereka tidak lagi bergantung hanya pada satu komoditas. Ini penting untuk mengurangi risiko gagal panen atau harga pasar yang fluktuatif. Dengan berintegrasi pada rantai pasok yang lebih luas dan mengadopsi teknologi pertanian modern, petani Jeneponto dapat mengakses pasar yang lebih besar dan meningkatkan daya saing produk mereka.

Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan dukungan dari pemerintah daerah dalam hal pelatihan, penyuluhan, serta akses terhadap infrastruktur dan teknologi. Kerjasama antara pemerintah, lembaga riset, dan komunitas petani, dan pemuda menjadi sangat penting dalam mengimplementasikan sistem pertanian terpadu ini. Dengan sistem yang terintegrasi, petani Jeneponto dapat meningkatkan taraf hidup mereka, menciptakan stabilitas ekonomi lokal, serta menjaga kelestarian lingkungan.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *