Connect with us

Kolom

Maroko Juara Piala Dunia

Published

on

Spread the love

(Catatan sebelum duel Maroko vs Portugal yang akan dihelat di Al Thumama Stadium pada malam ini, Sabtu, 10/12/2022 )

History repeats itself alias Sejarah selalu terulang.

Demikian ungkapan yang biasa kita dengar.

Artinya bahwa suatu peristiwa yang terjadi di masa lalu adalah sama dengan peristiwa lainnya yang terjadi saat ini atau yang akan datang.

Hanya pelaku, waktu dan tempat dari peristiwa itu yang berbeda.
Nah, kesuksesan Maroko kali ini meraih gelar paling bergengsi dari event olahraga paling menyita perhatian manusia seantero kolong langit yakni sepakbola adalah pengulangan sejarah juga.

Dulu di _FIFA world cup_ 1998, untuk pertama kalinya Perancis si _Les Bleus_ jadi kampiun piala dunia.

Disusul Spanyol yang berjuluk _La Furia Roja_ untuk kali pertama meraih piala dunia tahun 2010 di gelaran yang berlangsung di Afrika Selatan.

Artinya bahwa semua negara yang pernah meraih trophy piala dunia tentulah pernah merasakan sensasi pertama kali untuk pertama kalinya.
Bukankah piala dunia bukan milik segelintir negara tertentu?

Bukankah piala dunia bukan milik Brasil, Jerman, ltalia atau Argentina saja melainkan milik dan hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilan.

Kamu megang apa, Fadil?
Perancis dong! Jawab Fadil cepat tanpa ragu.

Kamu, Mar? kali ini Pertanyaan saya ajukan ke Ammar yang lagi memakai kaos bola.

“Portugal pastinya,” tukas Ammar. ” kan ada Ronaldo. ” tambah Ammar lagi sambil tersenyum lebar.
Jawaban plus senyum dari Ammar seakan ingin mengajak saya agar setuju dengan tim pilihannya.

Saya ikut tersenyum lalu menoleh ke arah Gelo yang menunggu pertanyaan.
“Kalau saya Maroko.” Tanpa menunggu _question_ dari saya, Gelo menjawab tegas.

Segera enam biji mata memandang Gelo. Terpana.

“Maroko bukan tim abal-abal, bro. Maroko tim yang telah teruji menghadapi tim besar macam Belgia. Bahkan Kroasia yang _runner up_ piala dunia 2018 pun dilumatnya. Dan kemarin, tim Matador Spanyol hancur ditangan Maroko.” Pungkas Gelo serius.

Hmm..benar juga pendapat Gelo ini guman saya dalam hati. Maroko bukan tim kacangan.

Para pemainnya juga adalah bintang di klub eropa yang dibelanya.

Sebut saja Achraf Hakimi, Munir El Haddadi, hingga Hakim Ziyech yang telah memberi mimpi buruk bagi Kroasia dan Belgia.

Lalu bintang mentereng lainnya ada di bawah mistar yakni Yassine Bounou.
Sang kiper timnas Maroko.

Laki-laki berusia 31 tahun ini bergabung dengan Sevilla FC pada 2020.

Bila anda tertarik membeli pria ini membela tim anda maka sediakan dana sebesar Rp 260,72 miliar. Segitu harga Yassine Bounou di bursa transfer saat ini.

Syarat dan ketentuan berlaku serta pajak ditanggung pemenang.

“Kalau begitu maka saya ada tawaran bagus” kata Ammar melempar ide. Lagi lagi ada senyum menempel di bibirnya yang tidak pernah diolesi lipstik.

Apa itu, Mar?” Kompak kami bertiga melontarkan tanya.

“Kita sewa (taruhan) saja”. “Astagaaa, istigfar, Ammar! ” Gelo setengah teriak.
Tidak menyangka Ammar akan melontarkan tawaran bernuansa judi itu.

“Mau sewa berapa?” Sergah Gelo lagi.
Serempak semua tertawa ngakak.

“Sudah, sudah. Jangan bicara judi. Haram.” Suara bijak dari Fadil membuat semua terdiam.

” Judi itu hukumnya haram. Kalau tidak percaya, kita sewa apa haram atau tidak” tambah Fadil lagi tertawa sambil berlari menjauh.

History repeats itself alias sejarah selalu terulang.

Meski Maroko bisa menyebabkan kanker,serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin tapi Maroko tetaplah tim yang menggondol piala dunia kali ini di Qatar karena sejarah selalu terulang.

Ya, Maroko adalah juara FIFA WORLD CUP 2022

*Oleh Alim Bahri

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *