Connect with us

Daerah

Lewat PKM, mahasiswa UNM ini libatkan kelompok Ibu di Gowa kurangi sampah organik

Published

on

warnasulsel.com

WARNASULSEL.com – Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) beranggotakan lima mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada kelompok masyarakat mengenai pengolahan sampah organik, Sabtu (11/5/2019) lalu.

Bertempat di Kelurahan Batangkaluku, Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, kelima mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu ini di antaranya Hamia, Sakina Amaliah Pratiwi, Irnawati, Muh. Wahyu dan Wahyudin memberikan sebuah kontribusi nyata kepada masyarakat.

Baca juga: Mengenal Khaeriyah Nasruddin, duta literasi UINAM 2019

Sampah organik meliputi limbah rumah tangga dan limbah pasar, biasanya hanya menumpuk di lingkungan pemukiman atau pasar.

Hal inilah yang mendasari Kelompok Mahasiswa ini untuk memberdayakan masyarakat dalam hal mengolah sampah organik tersebut menjadi produk yang bernilai komersial dengan memanfaatkan lalat tentara hitam (Black Soldier Fly).

“Program ini memanfaatkan lalat tentara hitam (Black Soldier Fly) dalam mengolah sampah sampah organik limbah rumah tangga maupun pasar, lalat tentara hitam ini tidak berbahaya seperti lalat rumahan, di mana telur-telurnya nanti yang akan menjadi belatung atau ulat yang akan mengurai sampah-sampah organik tersebut. Selanjutnya ampas atau sisa dari sampah yang telah terurai tersebut bisa dijadikan pupuk, sementara ulatnya sendiri bisa dijadikan pakan ternak dan ikan,” ujar Hamia selaku Ketua Tim.

Lebih lanjut, Hamia mengatakan bahwa sampah yang bisa diolah oleh ulat dari telur lalat tersebut lumayan banyak dalam sehari, sekitar dua kali lipat dari berat tubuhnya.

“Jadi jika kita mengelola ulat sebanyak 10 kg, maka dalam sehari kita bisa mengurangi sampah sebanyak 20 kg,” jelasnya.

Sitti Ulfa Ramliah, salah satu masyarakat di Kelurahan Batangkaluku mengaku sangat mengapresiasi kegiatan kemahasiswaan yang melibatkan kelompok ibu-ibu dalam mengembangkan suatu kreativitas ini.

“Saya berharap agar kegiatan ini bisa berkelanjutan sampai menghasilkan tambahan uang belanja khususnya kepada Ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan menetap,” tuturnya.

Baca juga: Mahasiswa IPI wakili Indonesia di ajang Internasional

Program ini sendiri akan berjalan secara bertahap mengikuti fase pertumbuhan telur-maggot-pupa-hingga menjadi lalat. Kandang budidaya yang telah dibuat di antaranya kandang budidaya lalat, serta kandang pengelolaan sampah (maggot).

Harapannya ke depan program ini memiliki keberlanjutan atau bahkan bisa berkembang ke skala industri sehingga produk dari program ini bisa menjadi salah satu produk unggulan sebagai pakan ikan dan ternak.

Laporan Jurnalis Warga: Muh. Wahyu

Editor media warnasulsel.com - Portal media kiwari yang menyajikan berita lebih hangat berfokus berita pendidikan, sastra, buku dan literasi di sulawesi selatan