Connect with us

Kolom

PENGIDAP SKIZOFRENIA DISEBABKAN OLEH SIHIR?

Published

on

Spread the love

PENGIDAP SKIZOFRENIA DISEBABKAN OLEH SIHIR ?

Oleh : Andi Jihan Ramadani

Undang-undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa “Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya”.

Kesehatan Jiwa seseorang dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK), yaitu orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa.

2. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), yaitu orang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.

Masih banyak stigma masyarakat yang masih menyelimuti isu kejiwaan di Indonesia karena sebagian masyarakat Indonesia masih mempercayai bahwa gangguan kesehatan jiwa di sebabkan oleh hal yang tidak rasional maupun supranatural, misalnya pengidap skizofrenia disebabkan oleh sihir, kemasukan setan, kemasukan roh jahat, melanggar larangan, melanggar adat atau aturan dan masih banyak lagi. Dengan adanya stigma seperti ini banyak masyarakat yang menanganinya dengan non medis (ahli spiritual).

Sebagai promotor kesehatan, kita harus mematahkan stigma tersebut yang masih dipercaya oleh masyarakat, seperti menjelaskan apa saja faktor-faktor penyebab dari pengidap gangguan jiwa skizofrenia, bagaimana gejala dari gangguan jiwa skizofrenia dan apa saja upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan masalah kesehatan jiwa di Indonesia. Berikut penjelasannya.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA

Stressor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa mengadakan penyesuaian diri (adaptasi) untuk menanggulangi stressor (tekanan mental) yang timbul. Namun, tidak semua orang beradaptasi dan mengatasinya sehingga menimbulkan gangguan jiwa.

Jenis Stressor Psikososial :

1. Perkawinan, misalnya pertengkaran, perpisahan, perceraian, ketidaksetiaan, kematian pasangan, dan lain-lain.

2. Problem orang tua, misalnya tidak punya anak, kebanyakan anak, kegagalan anak, kenakalan anak, dan lain-lain.

3. Hubungan Interpersonal (antar pribadi), gangguan ini dapat berupa hubungan dengan teman dekat yang mengalami konflik, konflik dengan teman kerja, konflik antar atasan dan bawahan, dan lain-lain.

4. Lingkungan hidup, misalnya pindah rumah, masalah perumahan, penggusuran, dll.

5. Pekerjaan, misalnya kehilangan pekerjaan (PHK), pensiun, pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok, pengangguran, dll.

6. Keuangan, misalnya pendapatan jauh lebih rendah dibandingkan pengeluaran, kebangkrutan, terlibat hutang, dll.

7. Hukum, misalnya tuntutan hukum, pengadilan, penjara, dll.

8. Perkembangan, misalnya pada masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut, dll.

9. Penyakit fisik atau Cedera, misalnya jantung, kanker, kecelakaan, dll.

10. Faktor Keluarga, faktor stres yang di alami anak dan remaja yang disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak baik misalnya kurang perhatian dari orang tua dll.

11. Lain-lainnya, misalnya bencana alam, kebakaran, peperangan, pemerkosaan, huru-hara, dll.

GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA

1. Delusi atau Waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal).

2. Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya mendengar suara-suara atau bisik-bisikan ditelinga padahal tidak ada sumber dari suara tersebut.

3. Kekacauan alam pikir, dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya bicara kacau sehingga tidak dapat di ikuti alur pikirannya.

4. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan.

5. Merasa dirinya “orang besar”, merasa serba mampu, dll.

6. Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya.

7. Menyimpan rasa permusuhan

8. Alam perasaan “tumpul” dan “mendatar”.

9. Menarik diri atau mengasingkan diri, atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya.

10. Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara atau pendiam.

11. Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.

12. Sulit dalam berpikir abstrak, pola pikir steriotip.

UPAYA ATAU KEGIATAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN JIWA

1. Advokasi dan sosialisasi kepada Gubernur/Bupati/Wali Kota/DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota untuk membuat kebijakan yang memihak kepada upaya peningkatan Kesehatan Jiwa Masyarakat.

2. Mengoptimalkan peran Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dalam upaya Kesehatan Jiwa.

3. Meningkatkan cakupan dan pelayanan Kesehatan Jiwa di pelayanan kesehatan.

4. Membangun kemitraan yang efektif dengan lintas program/sektor, organisasi profesi, swasta dan LSM dengan membentuk Tim Pengawas-Kesehatan Jiwa Masyarakat diprovinsi dan kabupaten/kota.

5. Mendorong pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam upaya kesehatan jiwa.

6. Mengembangkan sistem informasi kesehatan jiwa dari berbagai survei dan penelitian.

Itulah penjelasan terkait faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan kesehatan jiwa skizofrenia, gejala dan upaya mencegah maupun menanggulangi gangguan kesehatan jiwa. Dengan membaca dan memahami hal diatas, semoga mengurangi stigma masyarakat yang berpendapat bahwa gangguan kesehatan jiwa disebabkan oleh ilmu sihir, roh jahat, dan lain-lainnya.

 

(Sumber : KEMENKES RI 2019)

(Penulis : Andi Jihan Ramadani)

Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Tahun 2019.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *