Connect with us

Kampus

KKN Unhas Sosialisasikan Yellow Trap dan Komposter sebagai Solusi Ramah Lingkungan

Published

on

Spread the love

WARNASULSEL.com, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Gelombang 112 Universitas Hasanuddin Inovasi Teknologi Tepat Guna Posko Tamaona menyelenggarakan Sosialiasi Yellow Trap dan Komposter di Kantor Kelurahan Tamaona, Senin (12/8).

Yellow Trap merupakan alat jebakan serangga yang terbuat dari botol plastik bekas berwarna kuning yang digunakan untuk menangkap serangga hama.

Sementara itu, komposter adalah alat atau wadah yang digunalan untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Sampah organik ini bisa berupa sisa makanan, daun-daun kering, potongan rumput, atau bahan organik lainnya.

Selama kegiatan KKN di Posko Tamaona, mahasiswa telah berhasil membuat komposter sederhana yang dapat digunakan oleh masyarakat setempat. Selain itu, Yellow Trap juga dipasang di beberapa titik strategis lahan pertanian untuk menjebak serangga hama.

Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan plastik. Komposter akan membantu mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, sementara Yellow Trap akan membantu mengurangi sampah botol plastik.

Gloria Rehuellah sebagai Penanggung Jawab Program Kerja Yellow Trap, mengatakan, “Dengan mengadopsi teknologi sederhana namun efektif seperti Yellow trap dan Komposter, kita dapat mengurangi timbunan sampah organik dan plastik, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat.”

Kegiatan KKN di Posko Tamaona tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah, tetapi juga pada penerapan pertanian berkelanjutan. Pembuatan komposter memberikan pasokan pupuk organik yang berkelanjutan bagi tanaman, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Selain itu, pemasangan yellow trap membantu menjaga kesehatan tanaman dengan mengendalikan populasi serangga hama yang dapat merusak tanaman

 

“Komposter bekerja dengan cara mengurai sampah organik secara alami menjadi pupuk kompos melalui aktivitas mikroorganisme. Proses pengomposan ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghilangkan sumber makanan bagi serangga hama. Sementara itu, yellow trap memanfaatkan warna kuning yang menarik perhatian hama-hama penyerang tanaman dan lem yang kuat untuk menjebak nyamuk tersebut,” Ucap Penanggung Jawab Program Kerja Komposter, Putri Permana Sari.

Sosialisasi yang dilakukan meliputi pelatihan pembuatan yellow trap dan komposter, serta demonstrasi langsung penggunaannya. Warga sangat antusias menyambut program ini dan berharap dapat menerapkannya di rumah masing-masing.(*rls)