Connect with us

GEMA

Moh Hasan, Kadis DPK Sulsel Membuka Diskusi Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) Lontara Attorilong Bone

Published

on

Spread the love

WARNASULSEL.com – Perpustakaan Nasional RI bekerjasama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan FGD Seri Diskusi Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) dengan tema
Lontara Attorilong Bone sebagai Kronik dan Historiograsi Sulawesi Selatan.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, Moh Hasan membuka kegiatan IKON yang diselenggarakan secara daring melalui zoom meeting, Rabu (17/07/2024).

Dalam sambutannya, Moh Hasan mengungkapkan betapa berharganya Lontara Attoriolong Bone ini.

“Lontara Attoriolong Bone merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi kita semua. Naskah ini tidak hanya mencatat sejarah dan silsilah kerajaan Bone, tetapi juga menggambarkan dinamika sosial, politik, dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan pada masa lampau,” kata Moh Hasan.

Ia berharap agar budaya ini dapat diwariskan ke generasi mendatang sehingga perlu lebih jauh digali maknanya.

“Melalui FGD ini, kita diharapkan dapat menggali lebih dalam makna dan nilai yang terkandung dalam Lontara Attoriolong Bone, serta menemukan cara-cara untuk melestarikannya agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang,” jelas kepala dinas peraih penghargaan Nugra Jasa Dharrma Pustaloka tahun 2022 ini.

“Dinas Perpustakaan dan Kearsipan memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya seperti Lontara. Oleh karena itu, kami di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat ingatan kolektif nasional dan melestarikan warisan budaya bangsa,” tambahnya saat membuka kegiatan IKON ini.

Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Pusat, yang dalam hal ini diwakili Ketua Manassa Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Prof. Dr. Muhlis Hadrawi, M.Hum bersama ratusan peserta hadir dalam Seri Diskusi Ingatan Kolektif Nasional #16 ini. Prof Campbell Macknight dari College of Asia and the Pacific The Australian National University hadir sbagai narasumber bersama  Dr. Hasanuddin, MA dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kegiatan yang memantik diskusi panjang ini dimoderatori oleh Dr. Husnul Fahimah Ilyas, MA.Hum dari BRIN.

Lontara Attoriolong Bone merupakan sumber historiografi sosial-politik Bugis di Sulawesi Selatan; bahkan dalam konteks Nusantara. Sebagai warisan tulisan asli suku bangsa di Indonesia, korpus Lontara Atoritolong Bone menempati kedudukan unik di antara tulisan-tulisan lain sebagai historiografi lokal.

Seiring dengan dengan perkembangan penelitian sejarah dan kebudayaan lokal di Indonesia, maka perhatian terhadap kronik Bugis-Makassar, terutama pada Lontara Attoriolong Bone dipandang sebagai hal yang mendesak. Itulah sebabnya diperlukan upaya-upaya strategis seperti pendokumentasian, penerbitan sebagai upaya agar teks Attoriolong Bone dapat terbaca secara meluas, pengkajian dalam pelbagai perspektif keilmuan, pemberian status sebagai Ingatan Kolektif Nasional dan seterusnya merupakan hal yang penting diwujudkan.(*MgP)